Ibu Pratutik Janda Purnawirawan
Polisi Warga Jatirejo RT 12 RW II sudah Lima tahun lebih Menunggu
pembayaran penggantian asset yang terendam lumpur Lapindo dalam kondisi sakit
sakitan diantaranya sesak nafas yang diidapnya sampai pada akhirnya meninggal
dunia selasa 17 / 01 /2012 masih belum
terbayar haknya yang 80 %.
Setelah terjadi Luberan Lumpur Panas Lapindo Sidoarjo 2006 ibu
Pratutik ini tinggal sendirian di daerah Kludan Tanggulangin beliau hidup sebatang kara karena sang suami
telah meninggal tahun 2005 dan Putera
satu satunya yang juga seorang polisi
juga telah wafat pada tahun 2001 dalam tugas meyelesaikan kerusuhan
masal.
Hari hari yang dilalui oleh Ibu Tutik cukup berat hidup tanpa
anak dan suami dan dalam kondisi memperjuangkan miliknya yang nyaris gak dapat
perhatian dari LAPINDO BRANTAS INC ./PT.
Minarak Lapindo Jaya . Bahkan dari Pemerintahpun terkesan membiarkan hal
inilah yang menjadi beban pikiran yang berat buat Ibu Tutik hal ini sering
beliau ungkapkan dalam pertemuan PERIP( Persatuan Istri Prajurit) di wlayah
Porong.
Ibu Tutik ini adalah salah satu warga yang aktif dalam Pertemuan bulanan Istri Prajurit tiap tanggal 14 di
Porong. Sebenarnya saya sering memberi tahu dia agar gak usah dipikirkan soal
yang sudah terendam kalau bisa doa dan terus berdoa sajalah………. kata Ibu Muning
rekan beliau yang di perkumpulan PERIP.
Tapi dianya tetap memperjuang kannya dengan ikut ikut rapat kesana kemari . jadi ya …ngeneslah ……………..
Ibu Tutik Juga aktif dalam perjuangan korban Lumpur Lapindo bahkan pernah ikut dalam perjuangan menginap 3 Bulan di Depan Kantor DPRD Sidoarjo tapi semua perjuangan masih belum nampak hasilnya
Entah sampai kapan warga harus berjuang seperti ini .
sementara Perpres No. 14/2007 yang
menjadi payung hukum untuk penyelesaian
tidak ada perhatian dari pemerrintah untuk
melindungi hak hak warga diabaikan begitu saja oleh Lapindo/PT. Minarak Lapindo Jaya dan Pemerintah masih belum merespon atas pelecehan Perpres 14/2007 . Sampai kapan ?????Di Perkumpulan PERIP
Wilayah Porong sebanyak 17 orang dari 30
orang anggota. Semuanya korban lumpur Lapindo Sidoarjo. Harapan saya Pada Pemerintah agar kami para
PERIP ini diperhatikan kata Ibu Nanik.
Selamat Jalan............. Bu TUTIK .......... Engkau adalah pahlawan korban Lumpur .
engkau wafat sebagai Pahlawan kami korban Lumpur
Penghormatan tertinggi dari kami
Nasib Pak Mail Siapa Yang Pikirkan
Pak Mail Warga Jatirejo RT 11 RW II dulunya adalah buruh tani sebelum wilayah Porong habis direndam Lumpur Panas Lapindo mengalami nasib yang juga tidak lebih baik tentang pembayaran ini .
sudah hampir enam tahun Pak Mail Menunggu pembayaran 80 % dari Lapindo Namun sejauh in masih Nihil.
Saya menerima 26 Juta Rupiah dari pembayaran 20 % Asset saya pada tahun 2007 ....
. 20 Juta Rupiah saya belikan tanah dan enam Juta Rupiah saya belikan bahan Bangunan..seadanya Saya gotong royong dengan anak saya agar dapat membuat dan menempati rumah sebagai pengganti
Alhamdulillah sudah berdiri namun belum diplester .....
Sekarang ini saya tinggal di daerah Pabean Kejapanan - Kec. Gempol dan aktifitas saya sekarang kerja seadanya dan menunggu Pembayaran Lapindo
Saya tidak mau di cicil cicil sebab kalau di angsur nilai 104 Juta tidak bisa buat beli sawah. karena pasti akan habis buat biaya hidup
sampai kapan saya tetap menunggu pembayaran untuk beli sawah dan untuk masa depan saya ujarnya
Tapi siapa yang akan Pikirkan Nasib Pak Mail ini???
diantara fisiknya yang sudah mulai renta dia tetap menunggu Sampai kapan ???? siapa yang kau tunggu.....????