Rabu, 27 Juni 2012

LAPINDO ENGGAN BAYAR TERHADAP TANAH DAN BANGUNAN MBOK KINAMAH



Sangat  sulit dibayangkan  tinggal tepat dibawah  tanggul Lumpur Lapindo,  Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa lingkungan di sekitar tanggul mempunyai tingkat pencemaran yang  tinggi dan berbahaya bagi kesehatan. Aroma tidak sedap bercampur bau mirip belerang selalu dirasakan oleh Mbok Kinamah sejak enam tahun yang  lalu Namun hal itu tetap dijalani oleh Mbok Kinamah 72 th warga Gempolsari RT 10 RW II kec. Tanggulangin ini, Apa sebab Mbok Kinamah ini masih tetap bertahan di rumahnya yang dibawah Tanggul Lumpur Lapindo. Sebenanya tempat tinggal   tinggal Mbok Kinamah masuk dalam wilayah Peta Area Terdampak Lumpur Lapindo  yang penggantian  Assetnya menjadi Tanggung jawab Lapindo Brantas Inc. sebagaimana diatur dalam pepress no 14 th 2007 


Tetapi sampai saat ini Mbok Kinamah ini masih belum menerima penggantian sama sekali dari PT Lapindo Brantas. Karena keadaan inilah Mbok Kinamah tetap bertahan di tempat yang berbahaya ini baik terhadap kesehatannya maupun terhadap bahaya jebolnya tanggul yang selama ini selalu dikhawatirkan oleh BPLS ( Badan Penanggul  Lumpur Sidoarjo)

Saat kami Tanya kepada Sulastri , Anak dari Mbok Kimanah kenapa Lapindo tidak mau membayar hak  mereka dia menjawab  kalau Lapindo Brantas menganggap tanah pekarangan mereka adalah tanah sawah dan tidak akan diganti kecuali dengan harga sawah. Saya sudah sering mempertanyakan kapan kami dapat dibayar hak kami , tetapi samapai sekarang Lapindo tetap tidak mau bayar Jadi sampai kapanpun hak Mbok Kinamah tidak akandibayar walaupun tinggal tepat dibawah Tanggul

 Cara Lapindo menghindari tanggung Jawabnya dengan mempersoalkan status tanah Mbok Kinamah ini sangat merugikan anggapan satus tanah ini sudah menjadi  Vonis Lapindo terhadap Mbok Kinamah . Jadi sampai kapanpun Tanah dan bangunan Mbok Kimanah tidak akan mendapat penggantian 
Lalu kepada siapa Mbok Kinamah mempertanyakan haknya 
 
sebenarnya Mbok Kinamah ini ingin membagi asset yang dimilikinya kepada kedua anaknya .  dengan tergantungnya status tanah yang dibuat Lapindo ini maka persoalan pembagian warisnya menjadi sulit. 

Entah sampai kapan dan siapa yang akan peduli dengan Mbok Kinamah 

Saat kami temui di kediamannya mbok kinamah berkata Nak…… kulo ngertos menawi Gusti  Alloh mboten sare nanging kulo nggih ngerantos pitulungane negoro kapan saget ngatur nasib kulo. (Nak……….. saya mengerti Alloh tidak tidur tetapi saya menunggu pertolongan Negara kapan bisa membantu nasib saya)
Memang benar apa yang disampaikan Mbok Kimananh bahwa dalam menyelesaikan persoalan Lapindo negara harus hadir,  Jika masyrakat dihadapkan langsung melawan Korporasi Lapindo yang tersistem pasti masyarakat akan kalah. Entahlah sudah sangat banyak warga yang speakless menghadapi pembiaran ini…………
Pemimpin Negara……….. Kapan hadir diantara rakyatmu yang tertindas …………… Hoiiii………….Banguuuuuuuun………..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar