Sangat sulit dibayangkan tinggal tepat dibawah tanggul Lumpur Lapindo, Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa
lingkungan di sekitar tanggul mempunyai tingkat pencemaran yang tinggi dan berbahaya bagi kesehatan. Aroma
tidak sedap bercampur bau mirip belerang selalu dirasakan oleh Mbok Kinamah
sejak enam tahun yang lalu Namun hal itu
tetap dijalani oleh Mbok Kinamah 72 th warga Gempolsari RT 10 RW II kec.
Tanggulangin ini, Apa sebab Mbok Kinamah ini masih tetap bertahan di rumahnya
yang dibawah Tanggul Lumpur Lapindo. Sebenanya tempat tinggal tinggal Mbok Kinamah masuk dalam wilayah
Peta Area Terdampak Lumpur Lapindo yang
penggantian Assetnya menjadi Tanggung
jawab Lapindo Brantas Inc. sebagaimana diatur dalam pepress no 14 th 2007
Tetapi sampai
saat ini Mbok Kinamah ini masih belum menerima penggantian sama sekali dari PT
Lapindo Brantas. Karena keadaan inilah Mbok Kinamah tetap bertahan di tempat
yang berbahaya ini baik terhadap kesehatannya maupun terhadap bahaya jebolnya
tanggul yang selama ini selalu dikhawatirkan oleh BPLS ( Badan Penanggul Lumpur Sidoarjo)
Saat kami Tanya
kepada Sulastri , Anak dari Mbok Kimanah kenapa Lapindo tidak mau membayar hak mereka dia menjawab kalau Lapindo Brantas menganggap tanah
pekarangan mereka adalah tanah sawah dan tidak akan diganti kecuali dengan
harga sawah. Saya sudah sering mempertanyakan kapan kami dapat dibayar hak kami , tetapi samapai sekarang Lapindo tetap tidak mau bayar Jadi sampai kapanpun hak Mbok Kinamah tidak akandibayar walaupun tinggal tepat dibawah Tanggul
Cara Lapindo menghindari
tanggung Jawabnya dengan mempersoalkan status tanah Mbok Kinamah ini sangat merugikan anggapan satus tanah ini sudah menjadi Vonis Lapindo terhadap Mbok Kinamah . Jadi sampai kapanpun
Tanah dan bangunan Mbok Kimanah tidak akan mendapat penggantian
Lalu kepada siapa Mbok Kinamah mempertanyakan haknya
sebenarnya Mbok Kinamah
ini ingin membagi asset yang dimilikinya kepada kedua anaknya . dengan tergantungnya status tanah yang dibuat Lapindo ini maka persoalan pembagian warisnya menjadi sulit.
Entah sampai kapan
dan siapa yang akan peduli dengan Mbok Kinamah
Saat kami temui
di kediamannya mbok kinamah berkata Nak…… kulo ngertos menawi Gusti Alloh mboten
sare nanging kulo nggih ngerantos pitulungane negoro kapan saget ngatur nasib
kulo. (Nak……….. saya mengerti Alloh tidak tidur tetapi saya menunggu
pertolongan Negara kapan bisa membantu nasib saya)
Memang benar
apa yang disampaikan Mbok Kimananh bahwa dalam menyelesaikan persoalan
Lapindo negara harus hadir, Jika masyrakat
dihadapkan langsung melawan Korporasi Lapindo yang tersistem pasti masyarakat akan
kalah. Entahlah sudah sangat banyak warga yang speakless menghadapi pembiaran
ini…………
Pemimpin Negara………..
Kapan hadir diantara rakyatmu yang tertindas …………… Hoiiii………….Banguuuuuuuun………..